Sunday, December 30, 2012

Salafi Ternyata Ahli Bid'ah Juga

Salafi Ternyata Ahli Bid'ah Juga.
Ini kisah nyata diriku yang akhirnya alhamdulillah membuat SADAR aku dan lalu bertaubat kepada Alloh.

Suatu saat kami buat kajian rutin disuatu masjid. Ternyata disana sedang ada kelompok lain yang sedang membuat program kajian juga sehingga hampir saja kami bersitegang tentang hak menggunkan masjid di hari itu. Al hasil kami menang karena memang kami harus menang.
Ustad membahas tentang "kekurangan imam Ghozali" yang dibahas di majalah As Sunnah. seperti biasa , emang oleh ustad yang dibahas adalah apa yang dibahas oleh majalah As Sunnah. Saya tidak tau kenapa. Saat forum tanya jawab setelah kajian , maka kami gunakan untuk "menghantam menghujat menuduh" kelompok lain itu dengan tuduhan2 bid'ah dan sesat dan masuk neraka. Ustadpun suka cita mengeluarkan dalil tentang bid'ah kepada kelompok itu. Kami senang karena merasa menang untuk yang kedua kalinya.

Kemuadian salah seorang diantara mereka ( kayaknya yg teralim diantara mereka ) minta ijin untuk bertanya 3 hal  dan ustadpun membolehkannya . pertanyaan dan jawaban inilah yang kemudian membuat saya bertobat seketika dan takut kepada Alloh.

Yang ia tanyakan :
1. Kenapa ustad dalam kajiannya memakai majalah? apakah tidak ada kitab yang lebih shoheh? dan apakah ustad kenal dengan orang yang menulis dalam majalah itu? dan bagaimana derajatnya penulis itu apakah lebih sholeh dan lebih alim dari pada imam Ghozali yang di kritiknya ? .......Ustad lamaaaa diem.....lalu baru menjawab bahwa sebenarnya ia merasa lebih kenal dan lebih percaya kepada imam Ghozali daripada kepada penulis majalah As Sunnah itu. Dan ustad merasa susah mencari orang yang sesoleh dan sealim imam Ghozali dari semua jaman, dan ia yakin bahwa penulis itu dari makomnya jauuuuuh dibawah imam Ghozali yang dikritiknya. Imam Ghozali lebih terpercaya. Ustad meminta maaf kepada audien.

Pertanyaan ke 2 orang itu. Ustad mondok dimana dan berapa lama ? maka dijawab ustad dengan mantap bahwa ia mondok di purwokerto selama 8 tahun. maka orang itu berkata apakah ada contoh atau petunjuk atau arahan dari Rosululloh SAW bahwa harus mondok diPurwokerto selama 8 tahun?
maka ustad katakan : " bapak jangan salah... ini hanya pola untuk belajar agama "
maka orang itu katakan "kalo tadi ustad katakan apapun yang tidak ada dijaman Rosul dan tidak dikerjakan Rosululloh maka itu adalah bid'ah, maka mondoknya ustad itupun PASTI termasuk bid'ah juga, sebab ustad menuduh pola belajar kami yang seperti ini adalah bid'ah. sama to...... sama belajarnya.....sama tidak ada petunjuknya.....sama membuat pola baru......maka itupun adalah bid'ah. bahkan kajian selasa sore seperti yang kita buat saat inipun juga bid'ah karena ini juga perkara baru yang dibentuk dan dibuat yang dahulu tidak ada. Ustad jangan membuat orang bingung....... kalo orang lain yang membuat , ustad tuduhkan itu bid'ah tapi giliran ustad yang buat, kok tidak tidak bid'ah......padahal sama."

maka audienpun ramai. Hatiku bergolak...... nuraniku berontak........betul bapak itu.......betul bapak itu......kami juga ahli bid'ah.........SALAFI JUGA AHLI BID'AH...........bahkan lebih buruk lagi......karena PENUDUH YANG BERBUAT...........seperti maling yang teriak maling, pezina yang pura2 benci zina......cis munafik sekali

audien pada teriak teriak agar ustad menutup kajian dan tidak menjawab pertanyaan ketiga.
Tapi Ustad orang baik.......masih punya sisi baik......maka ia berkata " saya sudah janji mau jawab 3 pertanyaan "

maka pertanyaan ke 3 pun dilontarkan :
Bapak itu bertanya : Ustad.....siapakah mahluk yang berhak mengatakan dan menentukan seseorang itu ahli surga atau ahli neraka selain kepada orang kafir ? bukankah pernah selepas perang ada sahabat yang gugur dan sahabat2 lain mengatakan ia syahid, ia ahli surga tetapi ternyata Rosul katakan ia ahli neraka.
Ustad kami diam ....... lamaaaaaa sekali......tertunduk dan menangis...........
kemudian setelah agak tenang hatinya, dengan terbata-bata ia menjawab bahwa tidak ada yang bisa menentukan seseorang itu ahli surga atau ahli neraka selain Alloh dan Rosulnya. Hatta ia sendiri TIDAK BOLEH MEMBUAT TUDUHAN sesorang itu ahli surga atau ahli neraka, karena rahmat Alloh kepada manusia itu luas, dan RahimNya berlipat-lipat kali rahimnya sang ibu.

inilah kisah awal pertobatan saya dari SALAFI menjadi ahlussunnah yang sebenarnya.